[JAKARTA] Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/MA. dan sederajat yang digelar Senin (14/4) pagi, diikuti oleh 2.829.700 siswa di Indonesia, terdiri dari 1.644.713 siswa SMA/MA/paket C dan 1.184.987 siswa SMK.
Dalam UN SMA/sederajat tahun ini ada perbedaan pola soal, yaitu 10 persen soal UN mengadopsi soal dengan standar internasional Programme for International Student Assessment (PISA)/Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, tingkat kesulitan soal dalam UN 2014 terdiri dari 20 persen soal susah, 70 persen soal sedang, dan 10 persen soal mudah.
"Tahun ini bedanya kita mengadopsi soal-soal yang dipakai dalam PISA dan TIMSS sekaligus untuk mengukur kemampuan, kompetensi kita dibandingkan soal-soal dari luar negeri. Tapi standar PISA itu tetap masuk kisi-kisi," kata Nuh saat inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan UN SMA/sederajat di SMAN 112 dan SMALB B (tunarungu) di Jakarta, Senin pagi.
PISA adalah survei internasional untuk menguji kemampuan siswa berusia 15 tahun di bidang membaca (literasi), Matematika, dan Sains.
Survei dilakukan di 65 negara berkembang dan maju yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Nuh mengatakan soal UN tahun ini juga dibuat bersama dengan perguruan tinggi (PT), sehingga akan dipakai sebagai salah satu acuan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Yang jelas tahun ini bisa dipakai untuk masuk PTN. Ini jelas kemajuan luar biasa. Oleh karena itu, pelaksanaan UN kita pastikan benar-benar jujur mulai percetakan kita kawal sampai pelaksanaan dan pemindaian," ujarnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Furqron mengatakan sisipan soal berstandar PISA/TIMSS dalam UN diharapkan bisa meningkatkan kemampuan siswa untuk bersaing secara internasional.
Soal PISA/TIMSS selalu berorientasi kepada pemecahan masalah, tidak sekadar hafalan. "Soal-soal PISA memakai nalar tinggi," kata Furqron.
Dia mengatakan jumlah soal UN yang mengadopsi PISA/TIMSS masih sedikit yaitu hanya dua soal dari total 40-50 soal UN. Selain memuat soal PISA/TIMSS, sebagian soal UN juga dibuat oleh PT yakni 10 persen dari total soal.
Saat mengecek naskah soal di SMAN 112 yang merupakan Rayon VIII, Mendikbud M Nuh mengatakan semua soal harus dipastikan masih disegel dan tidak ada kecacatan. Rayon VIII menjadi lokasi penyimpanan soal untuk sekolah-sekolah di wilayah Jakarta Barat.
Menurut Nuh, pengawasan di rayon sampai sekolah selalu dilakukan tiga unsur yaitu dinas pendidikan, sekolah, dan universitas. Baik soal maupun lembar jawaban terus diawasi mulai dari pengantaran sampai tempat pemindai.
"Seluruh Eselon I dan II kita sebar ke seluruh titik untuk memonitor bersama perguruan tinggi. Kalau ada yang miss, langsung cari solusinya," katanya.
Terkait kecurangan, Nuh mengaku tidak segan untuk mengambil tindakan tegas. Dia mengatakan kecurangan bisa dilakukan di dua tingkat yaitu siswa dan pihak lain di luar siswa (guru/kepala sekolah/pengawas).
Menurutnya, untuk kecurangan yang dilakukan siswa di dalam kelas pengawas berhak memberikan sanksi langsung. Caranya dengan menegur siswa tersebut secara verbal kemudian mencatat nama dan nomor siswa yang bersangkutan.
"Dari situ, di lembar jawaban siswa itu pasti sdh ada tandanya, ada keterangan nama A nomor sekian curang dan diproses waktu pemindaian ini kecurangan, di-del (dihapus) atau tidak dipakai," kata Nuh.
Sedangkan, jika kecurangan dilakukan oknum guru/pengawas/pihak lainnya maka sanksinya berupa pidana. "Akan kami proses entah sanksi berat kepada guru atau pengawas itu," ujar Nuh. [C-5/L-8] , Bagaimana untuk persiapan menghadapi UN SMA 2015 ??? , Silahkan akses di www.soal-unas.com untuk mendapatkan panduan sukses menghadapi UN SMA 201. Terimakasih
source:http://sp.beritasatu.com/home/un-sma-memuat-soal-standar-internasional/53161
Tidak ada komentar:
Posting Komentar