Jakarta, Kompas - Pemerintah berencana menambah
variasi soal ujian nasional menjadi 10-20 variasi soal. Dua tahun
terakhir, ujian nasional menggunakan lima variasi soal yang dimaksudkan
untuk menekan potensi kecurangan.
Konsekuensinya, anggaran untuk
pencetakan soal bertambah. ”Kami akan coba minta ke DPR untuk itu.
Sekarang baru bisa lima karena keterbatasan anggaran,” ujar Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh di Jakarta, Jumat (20/4).
Berdasarkan
laporan yang diterima pemerintah, sejumlah kecurangan ujian nasional
masih ditemui. Hal itu di antaranya kebocoran soal dan kunci jawaban
yang beredar di kalangan siswa.
Selain itu, masih terjadi juga
soal tertukar dan kualitas cetak yang rendah sehingga sulit dibaca dan
dipindai. Berdasarkan evaluasi UN SMA/SMK/MA tahun ini, Nuh menjelaskan,
pemerintah akan melakukan verifikasi akhir jenis mata pelajaran dan
jumlah bahan UN sebelum didistribusikan.
Verifikasi diperlukan
agar distribusi soal, yang di beberapa tempat butuh pengamanan dan waktu
ekstra, tak menjadi sia-sia. Akibat lemahnya pengecekan, 1.705 siswa
SMK di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, harus mengikuti ujian susulan
mendengar Bahasa Inggris karena kaset ujian tertukar.
UN SMP
Seusai
UN SMA, giliran siswa- siswa SMP di seluruh Indonesia akan mengikuti UN
serentak pada 23-26 April 2012. Total pesertanya 3.740.043 siswa SMP/
SMPLB/MTs/SMPT dari 49.387 sekolah.
Seperti ujian nasional jenjang
SMA, ada lima variasi soal dengan tingkat kesulitan sama. Adapun mata
pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, dan IPA.
”UN SMP akan lebih kompleks karena rentang
wilayah yang lebih luas dibandingkan SMA. SMP sudah masuk desa atau
kelurahan,” ujarnya.
Di Kalimantan Selatan, distribusi soal ujian
nasional tingkat SMP di Pulau Sembilan dilakukan sehari lebih awal,
Sabtu hari ini, dibandingkan jadwal reguler. Di kepulauan tersebut hanya
terdapat satu SMP dengan jumlah siswa peserta UN sebanyak 55 orang.
Sekretaris
Dinas Pendidikan Kalsel, Herman Taufan, menuturkan, lokasi Pulau
Sembilan berada jauh di tengah laut. Dari pelabuhan Kotabaru diperlukan
waktu tempuh kapal selama tujuh jam perjalanan.
Pengawasan
Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Suyanto menambahkan, proses
persiapan dan pelaksanaan akan sama dengan SMA. Hanya saja,
pengawasannya tak seketat UN SMA.
”Siswa tidak perlu takut. Rasa cemas itu wajar. Yang tidak wajar kalau kita tidak cemas ketika menghadapi ujian,” ujarnya.
Sementara
itu, Nuh menekankan pentingnya memastikan agar tidak ada gangguan
teknis, seperti ketiadaan soal atau soal tertukar. Itu terjadi pada UN
tingkat SMA.
Selain itu, orangtua, guru, dan sekolah diimbau agar
memberikan dukungan moral dan menghindarkan siswa dari hal- hal yang
bersifat spekulatif. ”Bisa jadi ada yang coba-coba melakukan kecurangan
karena nilai UN dipakai masuk SMA. Yang jujur sajalah,” katanya.
(LUK/WIE/EGI/WER)
source : http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/21/09372118/Lima.Variasi.Soal.UN.SMA.Dinilai.Tak.Cukup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar